
Aktivitas saya saat menggunakan laptop untuk mengajar atau membuat media pembelajaran yang menyenangkan
Nama saya Akhmad Akmal Rifqi atau biasa dikenal dengan nama Mr. Vicky. Di tengah rutinitas yang penuh semangat sebagai guru bahasa Inggris di SMA Muhammadiyah 1 Gresik, takdir berkata lain bagi Saya. Virus COVID-19 yang tak kenal kompromi telah menjangkiti dengan ganas hingga mau mati rasanya, ya, pandemi memang memaksa saya untuk beradaptasi dengan realitas baru. Dari balik dinding kamar, saya harus mengajar kelas-kelas dengan semangat yang sama saat pembelajaran tatap muka. Meskipun jarak memisahkan saya dengan para siswa, tekad saya untuk memberikan pendidikan terbaik bagi mereka tetap berkobar. Inilah kisah perjuangan saya sebagai seorang guru yang tidak pernah menyerah, menghadapi tantangan mendidik di tengah kobaran pandemi COVID-19 demi mencerdaskan mereka, calon penerus kepemimpinan Indonesia dengan cara melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Terserang Pandemi Covid-19
Sejak pertama kali virus corona (COVID-19) dikonfirmasi ada di Indonesia pada awal bulan Maret 2020 tidak pernah terlintas sedikitpun di benak saya bahwa pandemi akan berkembang pesat menghantam berbagai sektor mulai dari kesehatan, ekonomi hingga pendidikan hingga pandemi dinyatakan berakhir pada 21 Juni 2023 oleh Presiden Joko Widodo, saat saya menulis postingan ini jumlah kasus pasien positif COVID-19 yang terekap melalui situs https://kawalcovid19.id/ bisa dilihat melalui infografis dibawah ini.

Tangkapan layar jumlah kasus COVID-19 di Indonesia di situs kawalcovid19.id
COVID-19 yang selama ini hanya bisa saya lihat beritanya di media sosial dan elektronik pada saat itu akhirnya menyerang tubuh saya pada Jumat 29 Mei 2020. Saya sendiri tidak tahu terpapar kapan dan dimana, secara saya termasuk orang yang sangat jarang keluar rumah saat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di area Surabaya raya. Demikian juga-pun kegiatan mengajar sebagai seorang guru bahasa Inggris juga saya lakukan didalam kamar rumah selama kurun waktu tersebut.

Ruang kamar tidur yang saya fungsikan sebagai ruang mengajar daring, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Gejala awal yang saya rasakan pada saat itu adalah merasakan demam dengan suhu badan mencapai 38° — 39° C tanpa batuk dan pilek, saya pikir saya demam biasa dan coba saya obati dengan obat penurun panas yang dijual secara umum, namun panas tetap tinggi terutama pada malam hari. Pada pagi hari demam reda sampai dengan sore, menjelang maghrib demam menyerang saya tanpa bisa saya lawan, dan akhirnya terkapar tak berdaya di atas kasur.

Hasil pemeriksaan suhu badan saya melalui termometer gun
Pada Selasa 2 Juni 2020, saya merasa harus cek ke dokter dan saya putuskan untuk mendatangi klinik cipta medika di dekat rumah saya, dokter dan staf medis yang memakai alat perlindungan diri (APD) lengkap memeriksa saya kemudian memberikan resep obat-obatan penurun panas, antibiotik dan vitamin. Sesampai di rumah saya rutin mengkonsumsi hal yang diresepkan dokter di klinik tersebut. Lalu apa yang terjadi?
Demam tidak juga turun, saya juga merasa sangat linglung seperti orang mabuk, rasanya ingin tidur saja. Ketika duduk pun pikiran saya kosong dan ketika diajak ngobrol oleh istri kadang tidak fokus karena tidak paham apa yang dia bicarakan. Kemudian istri saya yang juga mantan seorang tenaga kesehatan menyarankan untuk cek darah di laboratorium karena mencurigai saya terkena typus dengan ciri-ciri demam datang di malam hari. Pada saat itupun saya dan keluarga belum menyadari bahwa saya terpapar COVID-19.
4 Juni 2020 sore hari saya berkunjung ke klinik faskes BPJS di Panglima Sudirman Gresik, saya diperiksa seorang dokter muda yang cukup sabar menerima curhatan dari saya, kemudian saya meminta akses untuk fasilitas cek darah di klinik faskes BPJS tersebut, karena pembuluh darah saya tergolong kecil maka petugas baru bisa mengambil darah di suntikan ke-2 di lengan sebelah kanan setelah percobaan pertama di lengan kiri gagal. Dari hasil cek darah pun hasilnya normal kemudian saya pulang membawa tambahan antibiotik bersama rasa syukur membawa kabar gembira untuk istri yang menunggu dengan harap cemas di rumah.

Lembar pendaftaran cek darah yang saya lakukan di klinik faskes 1 Panglima Sudirman Gresik
Saya lanjutkan minum obat, vitamin dan antibiotik dengan harapan demam ini segera berlalu, namun apa daya COVID-19 ini tambah beringas menghajar saya, tiba-tiba saja indera penciuman dan perasa saya tidak berfungsi sama sekali, dan ini terjadi tanpa adanya flu atau pilek (hidung tersumbat) — Tambah stress-lah saya, mencium bau parfum saja tak mampu, kemudian mengkonsumsi makanan favorit ayam goreng pun tak ada rasa alias hambar sama sekali. Saya mencoba mencari cara di tengah kondisi lemas dan bingung cara mengembalikan fungsi normal hidung dan lidah seperti biasa, saya coba mencampur garam dan bawang putih kedalam segelas air hangat kemudian saya minum habis tanpa ada rasa sama sekali, luar biasa. Menangis hati ini menyadari betapa luar biasa nikmat Allah SWT berupa kedayaan membau dan merasakan yang pada saat itu tidak bisa saya rasakan.
Ditengah situasi tubuh ini yang semakin babak belur dihajar COVID-19, rasanya ingin pingsan saja saking ling-lungnya, Hari Ahad 7 Juni 2020 saya berboncengan motor bersama anak dan istri meluncur ke puskesmas Kebomas untuk konsultasi karena kecurigaan sudah mengarah saya terpapar COVID-19, dan oleh petugas di puskesmas Kebomas saya diarahkan untuk menuju rumah sakit terdekat yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.
Akhirnya dengan demam tinggi dan pikiran kalut tak karuan meluncur ke RS Muhammadiyah Gresik, masuk ruang UGD — Di ruang UGD saya ditanya riwayat perjalanan dan saya di cek darah sekali lagi dan hasilnya normal, saya juga minta disuntik obat Pereda demam dengan harapan demam ini semakin turun suhunya.

Cek darah untuk kali kedua di RS Muhammadiyah Gresik
Kemudian kami bertiga pulang ke rumah dengan membawa berbagai jenis obat dan vitamin dari rumah sakit, pada sore harinya istri berinisiatif untuk memberikan air kelapa hijau sebagai “obat” alternatif, saya minum habis dan Alhamdulillah 1 jam kemudian indera perasa dan penciuman saya berangsur-angsur pulih. Saya langsung sujud syukur dan membeli makanan favorit ayam goreng — Nikmat mana yang saya dustakan ketika kembali bisa merasakan lezatnya makanan dan wanginya bau sabun mandi di sore hari. Pada malam hari setelah kedua indera saya membaik, COVID-19 ini mengamuk dengan “membakar” saya dengan suhu hampir 40° C jadilah malam itu tubuh saya dibaluri minyak kayu putih dan bawang putih (cara tradisional) oleh istri tercinta dengan harapan demam segera menyingkir.
Senin, 8 Juni 2020 pukul 9 pagi karena sudah tidak kuat lagi akhirnya saya ditemani sahabat melarikan diri sendiri ke UGD RSUD Ibnu Sina Gresik, karena menjadi rumah sakit rujukan COVID-19 utama di Gresik, maka saya langsung diperiksa wawancara riwayat perjalanan kemudian saya di cek Elektrokardiogram (EKG) atau tes untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini menggunakan mesin pendeteksi impuls listrik yang disebut elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan menerjemahkan impuls listrik menjadi grafik yang ditampilkan pada layar pemantau. Kemudian lengan saya dipasang jarum infus untuk diberikan 2 jenis obat suntik yang diberikan secara bergantian sekaligus diambil darah untuk rapid test.

Saya di cek Elektrokardiogram (EKG) di RSUD Ibnu Sina Gresik
Setelah melalui rangkaian pemeriksaan awal tersebut, saya diperiksa lebih lanjut dengan mesin pemindai dada atau yang disebut juga dengan rontgen thorax adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam dada. Melalui rontgen dada kita dapat melihat gambaran jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan nodus limfa. Kemudian saya disuruh menunggu di ruang isolasi yang saya sendirian disana menunggu sampai pukul 18.00 untuk dilaksanakan swab test karena dicurigai saya terpapar COVID-19. Puji syukur hanya sekitar 8 jam saya dirawat di ruang isolasi saya diperbolehkan pulang dengan syarat isolasi mandiri menunggu hasil swab. Untuk hasil EKG, rontgen dan rapid test bisa saya bawa pulang hari itu juga.

Suasana yang mengerikan di ruang infeksius RSUD Ibnu Sina Gresik, Saya sendiri disana
Sesampai rumah, Alhamdulillah demam sudah mulai mereda tidak seperti malam-malam sebelumnya, secara hitungan matematis total selama 10 hari saya dihajar habis-habisan oleh demam tinggi. Saya semakin optimis bahwa saya akan sembuh, hal ini juga disupport oleh hasil EKG yang normal, hasil rontgen thorax juga normal tanpa lesi/noda di paru-paru tapi yang membuat sedih adalah hasil rapid test saya REAKTIF!

Hasil tes thorax saya yang normal

Hasil tes COVID-19 saya hasilnya reaktif
Saya mencoba menenangkan diri berharap hasil swab saya hasilnya negatif, pada Kamis 18 Juni 2020 siang setelah menunggu selama 10 hari dengan isolasi mandiri maka saya mendapatkan hasil bahwa saya POSITIF COVID-19! Bagai tersambar petir luar biasa kagetnya saya tak menyangka bakal terpapar virus yang hanya bisa saya ikuti beritanya lewat layar kaca ini. Berbagai macam pikiran muncul tentang ketakutan akan mati, ketakutan akan dikucilkan masyarakat dan berbagai hal menyeramkan lain, karena saya masih awam mengenai hal ini.
Sejak mendapatkan kabar tersebut saya melaksanakan isolasi mandiri di rumah dengan tidur beda kamar dan makan beda alat dengan anak istri, social dan physical distancing. Bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-hari selama bertempur di medan berat isolasi mandiri ini? Alhamdulillah dengan siasat makanan sehari-hari pesan catering diantar ke rumah, kemudian mendapatkan support dari saudara, rekan-rekan guru di sekolah serta lingkungan tetangga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti gas LPG, gallon air mineral dll.

Support suplai makanan secara harian dari tetangga, keluarga dan rekan kerja sangat bermakna di saat menjalaini isolasi mandiri selama 2 bulan.
Selama isolasi mandiri saya berkomunikasi dengan Dokter Santi dari RSUD Ibnu Sina Gresik, dan saya disarankan untuk melakukan swab sekeluarga barangkali ada kemungkinan terpapar juga, akhirnya berangkatlah saya swab ke-2 sekaligus mengantar swab anak dan istri — dengan menahan rasa geli-geli di hidung maka swab selesai dilakukan, oh ya untuk swab yang kami sekeluarga lakukan seluruh biayanya ditanggung oleh kementrian kesehatan alias tidak keluar biaya sama sekali kecuali biaya parkir motor, lumayan agak stress juga kalau seandainya harus membayar swab mandiri yang cukup mahal sekitar 1.5–2 jutaan pada saat itu.

Hasil swab test pertama dan kedua yang hasilnya positif COVID-19
Seminggu kemudian hasil swab kami terbit dari laboratorium Universitas Airlangga Surabaya, dan DUARR! Hasil swab ke-2 saya masih positif, istri negatif dan putri saya yang masih berusia 2 tahun juga POSITIF COVID-19!!
Jadilah saya bertambah galau memikirkan hal tersebut, oh ya sebagai informasi pada titik waktu itu kondisi saya sudah membaik dan putri saya juga tidak merasakan demam berhari-hari atau bisa dikatakan tanpa gejala (OTG) — Isolasi mandiri tetap berlanjut sambil menantikan swab ke-3 buat saya dan swab ke 2 buat putri saya yang dijadwalkan lagi pada Selasa 29 Juni 2020.
Belum ditemukannya vaksin pada COVID-19 pada saat itu membuat saya mencoba berbagai hal untuk sembuh, saya mengkonsumsi minyak kelapa murni atau VCO –Virgin Coconut Oil, obat antivirus dan spray hidung dll dan yang paling penting hindari stress karena “HATI YANG GEMBIRA ADALAH OBAT YANG MANJUR”.
Seminggu berikutnya hasil swab keluar kembali, Alhamdulillah putri saya sudah negatif dan saya masih setia dengan status positif COVID-19. Lanjut terus karantina mandiri — Selama karantina mandiri praktis kegiatan harian yang bisa saya lakukan adalah mengajar jarak jauh, mengikuti lomba blog dll yang penting tetap produktif.

Hasil swab putri sya yang ke-dua dinyatakan negativ COVID-19

Hasil swab test ketiga saya yang hasilnya masih berstatus positif COVID-19
Sampailah saya pada jadwal swab ke-4 pada Kamis 9 Juli 2020, hari yang spesial karena pada hari itu adalah anniversary ke-3 pernikahan saya, saya tak berharap banyak kecuali bisa lepas dari isolasi mandiri ini dan kembali beraktivitas seperti biasa. Pada medio Juli 2020 tersebut lonjakan kasus COVID-19 di Gresik mulai meninggi, sehingga saya baru bisa mendapatkan kabar dengan surat resmi dari dinas kesehatan melalui petugas pemantau dari puskesmas Kebomas, Ibu Nafiatul bahwa saya dinyatakan sembuh dan negatif COVID-19 pada Rabu 29 Juli 2020. Yang itu artinya tepat 2 bulan semenjak saya dicurigai terpapar COVID-19.

Surat keterangan sembuh dari COVID-19 dari satgas Covid-19 Kecamatan Gresik
Kisah unik lainnya adalah; saya sebagai salah satu penyintas COVID-19 pertama di kota Gresik, Jawa Timur sempat diberitakan di media cetak dan elektronik Kompas dikarenakan kisah perjuangan saya melawan virus COVID-19 diharapkan dapat menginspirasi pembacanya. Pemberitaan tentang diri saya dapat diakses melalui link berikut:

Tangkapan layar pemberitaan tentang diri saya yang berjuang melawan Covid-19 yang dimuat oleh Kompas
Tantangan Mengajar Dari Rumah
Sebagai seorang guru yang mendapati dirinya terjebak dalam situasi yang tak terduga ketika pandemi COVID-19 melanda. Saya jujur merasa cemas dan bingung tentang bagaimana saya akan bisa mengajar dengan baik saat sekolah ditutup apalagi saya positif COVID-19 selama 2 bulan harus isolasi di rumah. Namun, saya tidak mau mengecewakan siswa-siswa saya, jadi saya memutuskan untuk mengambil tantangan ini dengan penuh semangat.

Edaran informasi dari sekolah tempat saya mengajar yang mengharuskan semua guru melaksanakan proses pembelajaran dari rumah saat pandemi Covid-19 berlangsung
Dengan segala keraguan di hati, saya menghidupkan laptop saya dan memulai perjalanan mendidik melalui layar. Aplikasi Moodle, Google Classroom, Quizizz saya gunakan bahkan saya sampai membuat channel YouTube khusus guna mengaplikasikan metode pembelajaran flip classroom.
Setiap pagi, saya merencanakan materi pelajaran dengan hati-hati dan memastikan semua tugas tersedia untuk siswa-siswa saya.
Saya juga mengirim pesan di grup WhatsApp kelas untuk memulai pembelajaran jarak jauh. Siswa-siswa saya merespons dengan senyuman dan antusiasme, meskipun kami terpisah oleh jarak. Ini adalah momen yang menginspirasi saya untuk terus berjuang.
Kelas online berlangsung dengan lancar, meskipun kadang ada kendala teknis. Saya harus sabar menghadapi masalah koneksi internet yang tidak stabil atau siswa yang terlambat bergabung. Tetapi, kami belajar bersama untuk mengatasi semua rintangan ini. Saya merasa bangga dengan dedikasi mereka.
Setiap kali saya melihat wajah-wajah mereka di layar, saya merasa terhubung. Siswa-siswa saya menjadi semakin terbiasa dengan kelas online dan kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka pun meningkat. Kami memanfaatkan semua fitur Google Classroom, seperti diskusi daring dan kuis, untuk menjaga semangat mereka tetap tinggi.
Selain itu, saya menyadari bahwa komunikasi lebih dari sekadar materi pelajaran. Saya menjadi teman dan penasehat bagi banyak siswa saya yang merasa cemas dan stres menghadapi pandemi. Kami berbicara tentang perasaan mereka, impian mereka, dan tantangan yang mereka hadapi.
Selama berbulan-bulan, kami berjuang bersama, belajar bersama, dan tumbuh bersama. Saya menyaksikan perkembangan luar biasa di antara mereka. Beberapa siswa yang dulu pemalu, kini berani berbicara dalam bahasa Inggris di depan layar gadget saat kelas daring berlangsung. Yang lain menunjukkan hasil luar biasa dalam ujian dan tugas-tugas mereka.
Tetapi tidak semua momen adalah kebahagiaan. Ada juga hari-hari ketika saya merasa lelah dan stres. Namun, saya selalu merasa didukung oleh siswa-siswa saya dan rekan guru lainnya yang selalu siap membantu.

Rekan-rekan guru yang selalu mendukung satu sama lain saat mengajar dari layar menghadapi pandemi
Saat pandemi berlanjut, kami semakin dekat. Kami mengadakan pertemuan daring tambahan untuk sekadar bercerita dan tertawa bersama. Kami merayakan ulang tahun, buka bersama virtual, dan bahkan kontes kostum virtual.
Saat ini, ketika pandemi mulai mereda, saya merasa bersyukur atas pengalaman ini meskipun sulit. Saya belajar banyak tentang ketahanan, kebersamaan, dan adaptasi. Siswa-siswa saya juga telah menginspirasi saya dengan semangat mereka.
Dalam kisah ini, saya memahami bahwa pembelajaran sejati tidak hanya terjadi di dalam kelas fisik, tetapi juga melalui semangat, dedikasi, dan komitmen untuk tetap belajar, bahkan dalam situasi sulit seperti pandemi. Kami semua bersama-sama menghadapi tantangan ini dan tumbuh menjadi individu yang lebih kuat dan lebih bijak. Sebagai seorang guru bahasa Inggris, saya bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan mereka menuju pengetahuan yang lebih dalam dan kemampuan bahasa Inggris yang lebih baik, bahkan dari jarak jauh sekalipun.
Keharusan Guru Membuat Bahan Ajar Audio Visual Walau Pandemi Usai
Pasca pandemi Covid-19 saya tetap bersemangat untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa-siswa saya utamanya dengan berusaha membuat bahan ajar yang menarik bagi mereka walau dengan segala keterbatasan spesifikasi laptop yang saya punya.
Tetapi, saat saya ingin membuat bahan ajar berupa video dan mengeditnya di laptop jadul, saya merasa seperti berada di medan perang yang penuh tantangan.
Semua ini dimulai ketika sekolah kami beralih ke pembelajaran jarak jauh. Saya tahu bahwa saya harus beradaptasi dan menciptakan konten pembelajaran yang menghibur dan informatif meskipun pandemi saat ini sudah dinyatakan berakhir. Pertama, saya mengambil kamera ponsel saya dan mulai merekam. Awalnya, saya optimis bahwa ini akan menjadi proses yang mudah.
Namun, setelah melihat hasil rekaman pertama saya, kekecewaan melanda. Saya berkali-kali mengulang mengambil gambar, tetapi kualitasnya tetap buruk. Dengan keyakinan yang rapuh, saya memindahkan file ke laptop jadul saya yang tak mendukung editing video yang lancar.
Saya membuka aplikasi editing video yang sederhana dan mulai memotong dan menggabungkan klip. Tapi, segera saya menyadari bahwa laptop jadul ini tidak cukup kuat untuk pekerjaan tersebut. Proses pengeditan berjalan lambat, dan seringkali aplikasi ini crash, menghilangkan semua pekerjaan yang sudah saya lakukan.

Seringkali saya merasa frustasi karena proses editing video yang berjalan lemot karena laptop saya jadul, tidak mendukung untuk editing audio visual dengan lancar
Saya frustasi, tetapi saya tidak ingin menyerah. Saya mencari solusi dan menemukan tutorial video online yang mengajarkan cara mengedit dengan laptop yang lebih jadul. Saya mengikuti setiap langkahnya dengan cermat, menghapus cache, dan menonaktifkan efek-efek yang tidak perlu.
Proses pengeditan berjalan lebih baik setelah itu, meskipun masih jauh dari sempurna. Saya meluangkan waktu berjam-jam untuk mengedit satu video, memotongnya, menambahkan efek suara, dan menyusun materi pembelajaran dengan baik. Walaupun sulit, saya merasa puas saat melihat hasil akhirnya. “
Aduh kapan saya punya laptop yang mumpuni buat editing video ya?”
Namun, tantangan terbesar masih menanti saya. Mengunggah video ke YouTube. Koneksi internet yang lelet dan ukuran file video yang besar membuat ini menjadi ujian kesabaran. Saya harus mencoba berkali-kali sebelum video akhirnya berhasil diunggah.
Saat video akhirnya tersedia bagi siswa-siswa saya, saya merasa bangga. Itu adalah produk dari kerja keras saya dan bukti bahwa saya tidak akan menyerah dalam menghadapi tantangan. Siswa-siswa saya pun menanggapi video pembelajaran dengan baik, dan beberapa di antaranya bahkan mengirimkan pertanyaan dan komentar positif.
Berikut link video-video pembelajaran bahasa Inggris yang saya edit penuh perjuangan dengan laptop jadul lalu saya unggah di chanel YouTube:
Pengalaman mengedit video dengan laptop jadul mengajarkan saya tentang ketekunan dan kemampuan untuk mengatasi rintangan. Meskipun saya awalnya merasa takut dengan tugas pembuatan video ini, akhirnya saya berhasil menghadapinya. Itu adalah pengalaman yang berharga dan membuat saya semakin yakin bahwa dengan tekad dan kerja kers, kita bisa melewati segala rintangan.
Sebagai seorang guru, saya tahu bahwa pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan, dan saya siap untuk terus belajar dan berkembang, bahkan jika itu berarti harus berjuang untuk mengedit video di laptop jadul.
Sampai saat ini pun saya tetap setia menggunakan laptop jadul andalan saya saat pembelajaran tatap muka di kelas, ya walaupun dengan spesifikasi terbatas saya harus menyajikan pembelajaran bermakna tanpa batas kepada siswa saya.

Laptop jadul andalan saya saat digunakan mengajar di kelas (Kamis 7 September 2023)

Laptop jadul loading aplikasinya lama, namun pembelajaran terus berjalan (Kamis 7 September 2023)

Pembelajaran menggunakan perangkat IT menjadi keharusan di era digital (Kamis 7 September 2023)

Semangat mengajar dan berbagi kebaikan di dalam kelas (Kamis 7 September 2023)
Laptop Impian Saya Untuk Mendidik Melalui Layar: ASUS Vivobook 14X OLED (K3405)
Sebagai seorang guru bahasa Inggris yang selalu bersemangat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa-siswanya, ada satu hal yang selalu mengganjal di benak saya: laptop jadul saya yang sudah tidak mendukung pekerjaan editing video dengan baik. Impian saya adalah memiliki sebuah laptop canggih ASUS Vivobook 14X OLED (K3405) yang saya lihat dalam sebuah iklan.
Setiap kali saya melihat iklan laptop ASUS Vivobook 14X OLED (K3405), mata saya berbinar-binar. Spesifikasinya sangat mengesankan: prosesor yang cepat, layar OLED yang memukau, dan kemampuan editing video yang luar biasa. Saya tahu bahwa laptop ini akan membantu saya menciptakan video pembelajaran yang lebih baik serta lebih menarik.
Sebagai seorang guru, saya sangat mengapresiasi kemajuan teknologi yang memudahkan proses pengajaran. Salah satu perangkat yang sangat cocok untuk mendukung aktivitas mengajar dan pembuatan bahan ajar berupa video adalah laptop ASUS Vivobook 14X OLED (K3405) dengan berbagai kelebihan hebatnya yang akan saya bahas satu persatu.
Layar: OLED 2,8K dengan HDR dan PWM 90 Hz
Pertama-tama, layar OLED pada laptop ini memberikan pengalaman visual yang luar biasa. Dengan resolusi tinggi dan kecerahan yang istimewa, saya nanti pasti dapat dengan mudah memproyeksikan materi pembelajaran kepada siswa. Warna-warna yang kaya dan kontras yang tajam membuat gambar dan video terlihat lebih hidup dan menarik. Ini sangat penting dalam menjaga perhatian siswa, terutama dalam era pembelajaran jarak jauh. Tampilan layar OLED ini sangat menarik perhatian saya. Dengan layar OLED 16:10 dilengkapi resolusi 2880 x 1800. Hal ini saja sudah memberikan pengalaman menonton luar biasa dengan warna hitam pekat dan kecerahan seragam. Detailnya tajam, dan warnanya menonjol (panel mencakup 100 persen gamut sRGB, 98 persen Adobe RGB, dan 100 persen P3). ASUS Vivobook 14X OLED (K3405) memberikan pengalaman visual yang menakjubkan dengan detail luar biasa dan warna ultravivid dari panel OLED 2.8K 90 Hz, yang memiliki rasio layar 16:10 untuk memberi penggunanya lebih banyak ruang untuk bekerja di layar. Ini PANTONE® Validated untuk akurasi warna tingkat profesional, dan 100% gamut warna DCI-P3 memberikan warna kelas bioskop. Sertifikasi TÜV Rheinland untuk emisi cahaya biru rendah dan pengoperasian bebas kedip memastikan berkurangnya ketegangan pada mata saya selama sesi menonton yang lama. Luar biasa bukan?
Desain Menawan Buat Siapa Saja yang Memandangnya
Hal pertama yang menarik perhatian saya tentang laptop Asus Vivobook 14X OLED (K3405) adalah kekompakan dan portabilitasnya. Laptop ini memiliki layar berukuran 14 inci sehingga lebih kecil dan bentuk aluminiumnya membuatnya terasa ringan saat digenggam. Laptop ini memiliki ketebalan 18,9mm dan berat di bawah 1,5 kg sehingga ideal untuk dibawa kemanapun anda pergi. Logo Asus bergaya badge trendi di bagian front lid memang memberikan sedikit sentuhan fashion pada perangkat ini. Logo Vivobook yang sedikit timbul juga memberikan tampilan khas pada front lid-nya . Keyboardnya memiliki lampu latar, sedangkan notebooknya sendiri bersertifikasi tingkat militer untuk penggunaan di lapangan maupun pekerjaan berat lain. Terdapat touchpad ekstra besar yang memungkinkan tangan bergerak bebas dan lancar saat bermain game atau melakukan tugas lainnya. Anda dapat memilih dua tampilan super keren dari ASUS Vivobook 14X OLED (K3405) ini: Indie Black atau Cool Silver — mana pun yang Anda pilih akan selalu terlihat mempesona siapa saja yang memandangnya! Kamera ASUS AiSense beresolusi 720p HD yang terpasang di laptop ini sudah dilengkapi fitur physical webcam privacy shield untuk melindungi privasi anda saat melakukan pertemuan virtual, yang menarik engsel datar 180 derajatnya membantu anda untuk berbagi pandangan layar kepada orang-orang yang hadir di sekitar, apalagi fitur one touch login yang dapat meningkatkan rasa aman anda sebagai penggunanya. Teknologi ASUS 3D Noise Reduction (3DNR) dan efek webcam baru di MyASUS membawa pengalaman panggilan video Anda ke level selanjutnya. 3DNR secara signifikan meningkatkan kejernihan gambar dari webcam HD, dengan algoritma unik yang mempertajam gambar dan melakukan denoise real-time untuk memastikan semuanya terlihat tajam dan jelas selama panggilan video. Untuk memberikan pengalaman kerja jarak jauh dan konferensi video yang luar biasa, menghadirkan ASUS AI Noise-Canceling Technology yang menggunakan pembelajaran mesin untuk mengisolasi kebisingan yang tidak diinginkan dari ucapan manusia. Teknologi ini membantu menyaring kebisingan sekitar untuk kualitas panggilan konferensi grup yang optimal. Fitur ASUS AI Noise-Canceling Microphone di aplikasi MyASUS dapat menyaring kebisingan sekitar — jadi Anda akan mendengar apa yang orang lain katakan.
![]() |
![]() |
Sementara itu, Asus Vivobook 14X OLED (K3405) hadir dengan keyboard Ergonomis yang bertujuan untuk membuat pengalaman mengetik anda menjadi cepat dan nyaman. Keyboard ini memiliki jarak tombol 19,05mm berukuran penuh yang mirip dengan desktop mana pun, keycaps 0,2mm yang sesuai dengan bentuk ujung jari kita, dan jarak tombol yang panjang 1,4mm yang memungkinkan anda mengetik tanpa menggunakan banyak tenaga. Keyboard dilengkapi dengan 3 tingkat lampu latar yang dapat Anda alihkan sesuai kebutuhan dan terdapat tata letak tombol angka yang disempurnakan yang memungkinkan penghitungan lebih cepat. Mengenai trackpad, pastinya besar. Trackpadnya berukuran 128.9×73.2mm dan juga memiliki sensor sidik jari di sudut kanan atas. Trackpad memberikan ruang yang cukup untuk pergerakan tangan yang bebas dan pengguliran menjadi lancar saat melakukan tugas sehari-hari. Lebih kerennya lagi nih, dengan adanya virus Covid-19 yang mengubah lanskap bumi dalam beberapa tahun terakhir, fokus pada menjaga kesehatan telah meningkat pesat. Asus telah mencoba membantu dalam hal ini dengan memperkenalkan Asus Antimicrobial Guard di hampir semua laptopnya. Teknologi ini diterapkan pada area laptop yang sering disentuh agar tetap higienis dan melindungi pengguna dari segala bakteri. Hal yang sama juga terjadi pada Vivobook 14X OLED (K3405) sehingga kini anda tidak perlu mengkhawatirkan kesehatan anda meskipun ada orang lain yang menyentuh laptop anda.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Spesifikasi Hardware yang Menjanjikan Kecepatan dan Responsivitas Tinggi
Asus Vivobook 14X OLED (K3405) tersedia dengan prosesor hingga Intel i9, namun varian lainnya ada juga yang ditenagai oleh CPU Intel i5-13500H Generasi ke-13. Prosesor Intel i5 memastikan laptop bekerja cepat saat melakukan sebagian besar tugas. Meskipun versi i9 akan jauh lebih tepat jika Anda adalah seseorang yang membutuhkan laptop yang cukup bertenaga untuk bekerja dan hiburan. Prosesor i5 dipasangkan dengan GPU Nvidia GeForce RTX 3050. Bersama-sama keduanya memastikan bahwa anda nantinya dapat bermain game dan pekerjaan intensif desain grafis dengan mudah. Selain itu, laptop impian saya ini memiliki RAM 16GB dan penyimpanan internal 512GB sehingga multitasking menjadi sangat mudah dan terdapat banyak ruang untuk menyimpan video, audio, dokumen, gambar, dan banyak lagi. Sepertinya laptop ini tidak akan tersendat atau hang meskipun hingga 22-25 tab berjalan di latar belakang secara bersamaan Asus Vivobook 14X OLED (K3405) memiliki kekuatan untuk mengubah ide Anda menjadi kreasi lebih cepat dari sebelumnya, berkat prosesor Intel Core H-series Generasi ke-13 yang sangat kuat dan GPU Laptop NVIDIA® GeForce RTX™ 2050. Semua ini didukung oleh SSD 512 GB, memori DDR4 8 GB, dan WiFi ultra cepat 6E — pilihan performa tinggi yang sempurna untuk laptop penuh gaya ini! Nah ini nih yang saya butuhkan sebagai seorang guru bahasa Inggris yang produktif membuat media pembelajaran audio visual; Asus Vivobook 14X OLED (K3405) memiliki semua yang dibutuhkan kreator, termasuk GPU kelas atas, NVIDIA GeForce RTX 2050. Apakah Anda baru memulai perjalanan kreatif Anda, atau perlu menangani rendering level pro atau streaming langsung, Anda akan melakukannya berkat fitur GPU canggih seperti ray tracing, akselerasi AI, dan memori GDDR6 yang cepat. Dan untuk performa dan stabilitas maksimal, Asus Vivobook 14X OLED (K3405) hadir dengan driver eksklusif NVIDIA Studio1.
Laptop ini menjalankan OS Windows 11 Pro dengan penyesuaian yang tersedia untuk mempersonalisasi pengalaman penggunanya. MS Office 2021 Versi Home dan Student juga tersedia gratis seumur hidup khusus untuk anda!
Dipakai Kerja Terus, Main Terus Tapi Laptop Tetap Adem
Dari segi performa thermal, Asus membekali Asus Vivobook 14X OLED (K3405) dengan heat pipe 8mm dan 6mm serta kipas 89-IceBlade untuk perpindahan panas yang lebih cepat. Kipas 89 bilah dan bilah kipas terbuat dari polimer kristal cair yang artinya lebih ringan dan tipis dari kipas biasa. Hasil akhirnya adalah Intel Core CPU dan NVIDIA GPU dapat bekerja dengan nyaman hingga 55 W gabungan TDP4 dalam mode Performance — tanpa throttling!
Kualitas Sound Ajib dan Mumpuni
Soal Suara, Vivobook memiliki speaker internal dan mikrofon in-array serta kemampuan master sonik. Audio ditingkatkan oleh DIRAC dan Asus Audio Booster dan diklaim dapat ditingkatkan sebesar 1,5x jika anda membutuhkannya. Karena dirancang dengan bantuan pakar audio di DIRAC, sang penyedia solusi audio profesional, sistem audio menghadirkan pengalaman suara yang paling imersif, jernih, dan seimbang yang pernah Anda dengar di PC, laptop, atau tablet. Anda akan mendengar soundscape yang lebih luas dan lebih dalam dari yang dapat Anda bayangkan, mengeluarkan potensi audio penuh dari laptop Anda.
![]() |
![]() |
Baterai Tahan Lama dan Bisa Fast Charging!
Asus Vivobook 14X OLED (K3405) dipersenjatai baterai 63Wh. Dengan pengisian daya 100%, laptop dapat bertahan lebih dari 3,2 jam dengan mudah. Tugasnya meliputi menonton video, mengetik, menjelajahi web, menjelajahi media sosial, dan sesi permainan singkat. Namun, jika Anda melakukan tugas berat seperti mengedit video dan sesi permainan yang lama, baterai perlu sering diisi ulang. Adaptor 90W di dalam kotak mengisi daya fast charging hingga 50% dalam 44-45 menit. Jadi jika Anda terburu-buru untuk berangkat ke suatu tempat, pengisian daya selama 30-40 menit akan memberi Anda waktu penggunaan yang cukup untuk perjalanan singkat.
Port Konektivitas Komplit Banget!
Laptop Asus Vivobook 14X OLED (K3405) menawarkan sejumlah pilihan dalam hal konektivitas. Ada banyak port yang tersedia. Sisi kanan terdapat port USB 3.2 Gen 1 Type-C, port USB 3.2 Gen 1 Type-A, port HDMI 2.1 yang mendukung layar 4K, port DC-in, dan jack audio 3,5 mm. Sisi kiri memiliki satu-satunya port USB 3.2 Gen 1 Tipe-A. Laptop ini juga dilengkapi dengan konektivitas Bluetooth 5.2 dan WiFi 6E, keduanya memungkinkan berbagi data dengan cepat dan lancar.
Laptop Bandel, Tahan Banting Serta Kuat
Laptop ASUS direkayasa dengan ketangguhan luar biasa memenuhi standar kelas militer MIL-STD-810H AS yang ketat, menjalani 12 metode pengujian yang ketat dan 26 prosedur pengujian yang berat — melebihi standar industri. Hasilnya adalah rangkaian produk yang terkenal akan keandalan dan daya tahannya. Faktor-faktor ini juga menguntungkan umur panjang dan dengan demikian keberlanjutan, sehingga Anda dapat bekerja, bepergian, atau bersantai dengan keyakinan bahwa laptop ASUS Anda siap untuk dunia nyata — hari ini, dan jauh di masa depan.
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Harga Laptop Impian yang Affordable
Saya adalah seorang guru bahasa Inggris yang bersemangat. Setiap hari, saya tiba di sekolah dengan tekad untuk memberikan pelajaran terbaik kepada para siswa saya. Namun, ada satu hal yang selalu mengusik pikiran saya: saya sangat ingin memiliki laptop ASUS Vivobook 14X OLED (K3405) sebagai alat mengajar saya.
Laptop ini adalah impian saya sejak lama. Saya telah membaca banyak ulasan tentang kecanggihannya, terutama layarnya yang mengagumkan. Dengan layar OLED yang brilian, saya yakin akan bisa memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik kepada siswa-siswa saya. Namun, masalahnya adalah penghasilan seorang guru tidaklah besar, dan saya harus mempertimbangkan anggaran dengan hati-hati.
Setiap bulan, saya menyisihkan sebagian kecil dari gaji saya untuk menabung. Itu adalah langkah pertama menuju impian saya memiliki laptop ASUS Vivobook 14X OLED (K3405). Setiap saat saya membuka tabungan itu, saya merasa semangat dan termotivasi untuk terus berusaha. Saya tahu bahwa impian ini tidak akan terwujud dalam waktu dekat, tapi saya yakin bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya akan bisa mewujudkannya suatu hari nanti.
Buat anda yang ingin memiliki laptop ini, harganya cukup terjangkau karena sangat sebanding dengan performa hebatnya, dengan harga under 15 juta rupiah anda sudah dapat mendapatkan laptop impian saya ini!
![]() |
![]() |
- Kesimpulan
Laptop ASUS hadir dengan dilengkapi Windows 11 Home. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu Anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11 yang lebih nyaman di mata, memungkinkan Anda mengekspresikan diri dan cara kerja terbaik Anda. Dan tidak hanya Windows 11 asli, tersedia juga genuine Microsoft Office 2021 untuk menunjang aktivitas Anda sepanjang hari. Nah luar biasa bukan Asus ini kawan?, Terutama tipe laptop Asus terbaik versi gue yakni Asus Vivobook 14X OLED (K3405) yang merupakan sebuah unit laptop ringkas dan bertenaga yang dapat memenuhi hampir semua kebutuhan saya, anda atau bahkan kita semua. Laptop ini memiliki bentuk portabel, layar OLED yang cantik, baterai besar, dan prosesor yang cepat untuk menunjang segala aktivitas.
Saya gak membayangkan jika suatu saat nanti saya memiliki laptop Asus Vivobook 14X OLED (K3405) yang keren banget ini, saya bakalan lebih bersemangat dan rajin membuat bahan ajar video yang memang memerlukan spesifikasi laptop yang mumpuni buat editing, rendering dan lain sebagainya. Yakin banget sih, pekerjaan berat bakal dilibas sama laptop Asus terbaik versi gue ini, apalagi hanya dipakai untuk ikut webinar online atau mengajar di kelas, tambah keren lagi kan!
“Asus In Search Of Incredible”
- Artikel ini ditulis dalam kolom khusus “artikel guru”, dimana semua guru dapat menuliskan hasil karyanya baik artikel maupun hasil penelitian.
- Artikel ini diikutsertakan dalam Asus Blog Writing Competition 2023 bersama Adventurose.